Selasa, 30 November 2010

6 Tanda Rumah Ada Hantu


Bagaimana wujud sesosok hantu? Anda mungkin tidak dapat menggambarkannya, tetapi Anda bisa merasakannya. Ada orang yang mungkin tidak mengabaikan perasaan itu, tetapi ada juga yang sangat sensitif dengan rasa atau suara.

http://goldriverbuzz.com/wp-content/uploads/2009/11/DSC08981.JPG

Pasangan Gwyneth Paltrow dan Chris Martin, misalnya. Pada tahun 2004, mereka membeli rumah di London seharga 5,7 juta dollar AS milik pasangan Kate Winslet dan Sam Mendes. Rumah itu sangat indah, tapi para tetangga memperingatkan bahwa rumah itu menebarkan perasaan yang aneh. Para pemilik lamanya selalu mengalami nasib buruk, tidak bahagia, lalu menjualnya. Kate dan Sam pun tak lama tinggal di situ.

Bagaimana sebenarnya mengetahui apakah sebuah rumah itu berhantu? Tanyalah pada pasangan pemburu hantu, Ron dan Nancy Stallings. Pasangan ini punya minat pada bidang parapsikologi (kajian ilmiah tentang peristiwa-peristiwa di luar hal yang normal), sedangkan Nancy memiliki kemampuan menghubungkan diri. Ia menulis buku Show Me One Soul: A True Haunting setelah mengobservasi dan menghadapi berbagai fenomena dengan pendekatan yang sangat ilmiah. Pasangan ini lalu mendirikan The Maryland Committee for Psychical Research yang menginvestigasi kejadian-kejadian paranormal di ratusan rumah sejak tahun 1965.

http://i.ytimg.com/vi/x4JtcZCJWMc/0.jpg

Nancy mengatakan, jika Anda mengalami beberapa saja dari fenomena yang di bawah ini, maka hal itu bisa menjadi tanda bahwa rumah Anda berhantu. "Bahkan, jika Anda hanya mengalami satu hal saja, kemungkinan ada fenomena lebih dari satu," katanya.

1. Ada perasaan aneh

Kadang-kadang rumah membuat perasaan jadi gelisah atau atmosfernya terasa tebal dan berat. Atau, Anda merasakan ada perubahan suhu di beberapa ruangan, menjadi lebih dingin daripada di ruangan lain. Hal ini disebabkan hantu menyerap energi di sekitarnya untuk mewujudkan dirinya.

"Sering kali orang juga merasa tidak sendirian di rumah itu. Mereka merasa sedang diamati, tapi mereka tidak melihat apa pun di sekitarnya," kata Nancy. Jika Anda mengalami hal ini, maka kemungkinan Anda merasakan kehadiran hantu.

Kadang-kadang ada bayangan berkelebat. Meskipun ini tidak otomatis membuktikan kehadiran hantu, Anda perlu memerhatikannya untuk mengetahui apakah ada fenomena lain di sekitar Anda.

2. Suara-suara yang aneh

"Sering kali ada suara ketukan di dinding dalam tiga seri, seperti tiga kali, enam kali, atau sembilan kali. Orang juga bisa mendengar suara orang berjalan, seperti langkah-langkah," tambah Nancy.

Sebagian orang lain mendengarkan suara lemari atau laci di dapur membuka atau menutup. Orang yang lain bisa mendengarkan musik, gelas pecah, atau bel berdering.

3. Bau-bauan yang tidak biasa

"Aromanya bisa seperti parfum atau bunga-bungaan, baunya sangat manis. Sebagian hantu tampaknya diikuti dengan bau yang busuk. Biasanya, mereka ini hantu yang negatif dan mereka mengganggu," katanya.

4. Benda-benda yang bergerak

Kadang-kadang ada barang, seperti peralatan makan dari perak, yang jatuh gemerincing entah di mana. Atau, batu-batu yang beterbangan di rumah. Lampu terus-menerus menyala dan padam. Rumah dan perabotannya bergoyang-goyang, seolah Anda mengalami gempa bumi seorang diri.

5. Perilaku anjing menjadi aneh

Anda tahu kan, anjing sering kali disebut mampu merasakan kehadiran hantu. Anjing akan menggonggong atau tiba-tiba meringkuk ketika muncul hantu yang tidak ramah. Namun, jika hantu yang ramah menampakkan diri, maka anjing akan mulai mengibas-ibaskan ekornya, lalu duduk dengan tenang seolah ada yang membelai-belainya.

6. Penampakan

Nah, ini gambaran yang paling jelas. Hal itu bisa berupa bola berkabut dan berkilauan atau sosok yang tampak melayang di udara. Sebagian orang melihat cahaya berkelap-kelip dalam warna biru, oranye, atau amber. Ada juga yang melihat beberapa bagian tubuh dalam wujud lengan atau kaki. "Hal ini akan terlihat padat, seperti daging," kata Nancy.

Bukti paling meyakinkan bahwa sebuah rumah berhantu adalah jika Anda bisa merekam gambar dari hantu itu, bahkan merekam suara-suaranya.

"Gunakan rekaman yang baru, lalu atur perekamnya," saran Nancy. "Putar lagi rekamannya, pasti Anda terkejut. Sering kali Anda bisa mendengarkan suara-suara."

10 Mahluk Yg Bisa Berubah Wujud



10. The Leshy 

The Leshy adalah roh hutan laki-laki dalam mitologi Slavia yang dipercaya untuk melindungi binatang liar dan hutan. Mereka biasanya muncul sebagai laki-laki tinggi, tetapi memiliki kemampuan untuk mengubah ukuran ke segala bentuk, hewan atau tanaman. Leshies memiliki jenggot terbuat dari rumput dan tanaman merambat yang hidup, dan sering digambarkan dengan ekor, kuku, dan tanduk. The Leshy memiliki kulit putih pucat dan mata hijau gelap.

Mereka adalah raja hutan dan memiliki obligasi dekat dengan serigala abu-abu, beruang, dan segala makhluk hidup. Ketika leshy dalam bentuk manusia, leshy berbentuk seorang petani biasa, Leshy dapat mengecilkan diri setinggi rumput atau tumbuh dengan ukuran pohon tertinggi. Hal ini umumnya dipahami bahwa leshies akan membuat petani tersesat, membuat orang sakit, dan bahkan menggelitik mereka hingga mati. Leshies juga dapat meniru suara manusia dan sering kali memikat pengembara menghilang ke dalam gua mereka. Mereka tidak selalu jahat, tetapi menikmati menyesatkan manusia dan penculikan wanita muda.

9.Selkie: 

Selkies adalah makhluk yang ditemukan di Faro, Icelandic, Irlandia, dan mitologi Skotlandia. Mereka memiliki kemampuan untuk mengubah diri dari anjing laut menjadi bentuk manusia. Selkies mampu berubah bentuk dengan mencurahkan kulit anjing laut mereka, sebuah usaha berisiko karena mereka harus mengajukan permohonan kembali kulit yang sama untuk kembali ke bentuk seperti semula. Menurut cerita sekitar makhluk ini adalah makhluk yang romantis.

Mereka yang diizinkan untuk melakukan kontak dengan manusia hanya untuk waktu singkat sebelum mereka harus kembali ke laut. Dalam banyak kasus manusia telah sadar jatuh cinta dengan selkies. Selkies laki-laki sangat tampan dalam bentuk manusia, dan memiliki kekuasaan atas perempuan. Jika seorang pria menemukan dan mencuri kulit selkie betina maka dia akan berada di bawah kendalinya dan sering kali dipaksa untuk menjadi istrinya. Makhluk ini telah dikenal untuk memikat manusia ke laut, dengan menciptakan ilusi dan rasa palsu tentang realitas.

8.Berserker


Berserkers adalah sekelompok prajurit Norwegia. Mereka adalah manusia, tapi dalam pertempuran mereka mudah marah, dan hampir tidak bisa dikendalikan, dan berubah menjadi serigala, beruang, dan banteng liar. Hal ini memungkinkan orang untuk berjuang lebih efektif. nama mereka akan menimbulkan kata Inggris 'crazy'. 

Berserkers dikatakan mengenakan bulu beruang dan serigala saat mereka memasuki pertempuran dan bisa membuat transformasi penuh seperti yang mereka merasa perlu. Mereka dicirikan memiliki mata merah, kekuatan yang luar biasa, dan daya tahan yang kuat. raja Skandinavia menggunakan berserkers sebagai bagian dari tentara mereka atau disewa sebagai pengawal kerajaan. perilaku serupa dijelaskan dalam Iliad, di mana prajurit yang dimiliki oleh Tuhan dan diberikan kekuatan untuk menunjukkan kemampuan super.

7.Kitsune: 

Dalam cerita rakyat Jepang Kitsune adalah makhluk yang cerdas dan memilliki kekuatan magis. Kekuatan makhluk itu meningkat dengan usia, kebijaksanaan, dan pengalaman hidup. Kitsune adalah rubah Jepang. Mereka memiliki kemampuan untuk berubah bentuk menjadi manusia dan penipu besar. Makhluk-makhluk ini memiliki catatan untuk memiliki sebanyak sembilan ekor. kitsune mungkin mengambil bentuk manusia ketika mencapai usia tertentu, biasanya 100 tahun. 

Mereka lebih memilih untuk menganggap bentuk wanita cantik, gadis muda, atau orang tua. Makhluk ini  memiliki kemampuan untuk mengkloning penampilan individu. Kitsune memiliki rasa takut dan kebencian terhadap anjing. Mereka rela dapat mewujudkan diri dalam mimpi rakyat dan menciptakan ilusi yang begitu rumit sehingga mereka dianggap sebagai realitas. kitsune bisa terbang, menjadi tidak terlihat, dan sering kali menimbulkan kebakaran atau petir. Di beberapa wilayah dunia makhluk bisa menekuk waktu, ruang, dan membuat orang menjadi marah.

6.Púca: 


Puca adalah makhluk legendaris dari cerita rakyat Celtic, terutama di Irlandia, Skotlandia Barat, dan Wales. Puca adalah peri mitologis. Makhluk ini mampu mengasumsikan berbagai bentuk menakutkan, termasuk kuda, kelinci, kambing, goblin, atau anjing. Tidak peduli apa bentuk yang diambil Puca, bulu yang selalu gelap.

Mereka yang paling sering dilihat sebagai kuda hitam dengan surai mengalir dan mata bercahaya jeruk. Púcas memiliki kekuatan untuk menggunakan suara manusia dan meskipun mereka dikenal untuk memberikan nasihat yang baik, mereka juga suka membuat manusia bingung dan takut. Púcas lebih menyukai teka-teki dan makhluk ramah. Mereka suka berkumpul dan bermain kelakar pada orang. Di banyak daerah di dunia Puca ini dipandang sebagai makhluk dari gunung-gunung dan bukit. Mereka sangat dihormati dan jika dirawat dengan baik akan membantu manusia.

5.Wendigo: 


Wendigo adalah makhluk yang muncul dalam mitologi orang Algonquian. Deskripsi dari Wendigo bervariasi di antara budaya, tetapi mereka umumnya digambarkan sebagai anjing binatang besar seperti alien. Mereka adalah makhluk jahat dan makan daging manusia. Wendigos sangat terkait dengan musim dingin, utara, dan dingin. Manusia akan berubah menjadi Wendigos jika mereka melakukan kanibalisme. Orang akan menjadi miliki roh setan binatang itu, biasanya dalam mimpi. Setelah berubah, individu akan menjadi terobsesi dengan makan daging manusia. Monster ini adalah pengejawantahan dari kerakusan, keserakahan, dan kelebihan. Mereka tidak pernah puas dengan membunuh dan memakan satu orang. Wendigos terus-menerus mencari korban baru. Mereka telah diklasifikasikan sebagai raksasa dan pada transformasi manusia akan tumbuh besar dalam ukuran. Mereka mengisi pedesaan dan sangat hutan, daerah pegunungan. Baru-baru ini Wendigo telah menjadi entitas horor, seperti vampir, werewolf, atau zombie. 


4.Encantado: 
encantado adalah sebuah makhluk legendaris Brasil. Mereka tinggal di dalam alam bawah laut bernama Encante. Encantados yang paling sering dilihat sebagai suatu jenis lumba-lumba air tawar atau laut ular yang memiliki kemampuan untuk berubah bentuk ke dalam bentuk manusia. Mereka yang ditandai dengan kemampuan musik yang superior, seductiveness,. 

Transformasi makhluk itu ke dalam bentuk manusia tampaknya menjadi langka, dan biasanya terjadi pada malam hari. Sementara dalam bentuk manusia encantado akan mengenakan topi untuk menyembunyikan kening yang menonjol. Itu tidak hilang sementara berubah bentuk dan sering menampilkan kemampuan magis, seperti kekuatan untuk mengendalikan badai dan menghantui manusia. Mereka menggunakan berbagai teknik kontrol pikiran dan dapat menimbulkan penyakit, kegilaan, dan bahkan kematian. Banyak penduduk desa tidak akan pergi dekat Sungai Amazon pada malam hari karena hal ini. Banyak Amerika Selatan percaya adanya encantado dan mengklaim telah melihat dan berinteraksi dengan spesies ini.

3.Aswang: 


aswang adalah sebuah makhluk mitos dalam cerita rakyat Filipina. Legenda aswang sudah dikenal di seluruh Filipina, kecuali di wilayah IIocos. Makhluk itu digambarkan sebagai kombinasi dari vampir dan penyihir dan hampir selalu perempuan. Aswang adalah pemakan orang mati dan seorang kanibal. 

Mereka mampu berubah menjadi baik anjing hitam besar atau babi hutan hitam. Makhluk tangkai dan makan manusia di malam hari. umbi bawang putih, air suci, dan objek lain yang diyakini untuk mengusir aswang. Banyak cerita seputar makhluk-makhluk makan anak-anak dan janin yang belum lahir. Dalam bentuk manusia, mereka tampak normal, dan pendiam, pemalu, dan sukar dipahami. Pada malam hari, mereka berubah menjadi binatang mematikan. Salah satu fitur utama dari aswang adalah mata merah tersebut. Pada Abad Pertengahan, aswang itu adalah yang paling ditakuti di antara makhluk mitos di Filipina.

2.Vampires: 


Vampir adalah makhluk legendaris berkata untuk memberi makan pada darah manusia dan hewan. Sulit untuk membuat deskripsi, tunggal definitif dari folkloric vampir, meskipun mereka biasanya dilaporkan sebagai makhluk yang berpenampilan, kemerahan, ungu, atau warna gelap. Mereka dapat berubah bentuk dan dapat mengambil banyak bentuk, terutama kelelawar atau manusia. Vampir biasanya digambarkan sebagai mayat hidup, meskipun beberapa budaya percaya bahwa mereka dapat hidup. Dimulai pada abad ke-19, fiksi modern mulai menggambarkan vampir sebagai kurus dan pucat. 


Dalam takhayul, masa lalu vampir di Eropa menyebabkan histeria massa, yang mengakibatkan mayat yang mempertaruhkan dan orang-orang yang dituduh vampir. Mereka dikenal untuk meneror lingkungan mereka sebelumnya dan akan merayu korban-korban mereka, menunggu saat yang tepat untuk menyerang leher. Makhluk sering akan mengunjungi kerabat mereka, khususnya pasangan mereka. Vampir adalah ahli menyamar dan kamuflase. Kasus terakhir yang tercatat dari vampirism adalah bahwa dari Brown Mercy sembilan belas tahun, yang meninggal di Exeter, Rhode Island tahun 1892.

1.Lycanthrope: 


Lycanthropes atau werewolves mitologis manusia yang memiliki kemampuan untuk berubah bentuk menjadi serigala atau makhluk seperti serigala-antropomorfik. Mereka dapat menginfeksi populasi manusia dengan gigitan dan transformasi makhluk itu sering dikaitkan dengan bulan purnama. Lycanthropes mitologi berasal di Eropa, tapi banyak ditemukan di seluruh dunia kuno. 

Fitur werewolf termasuk pertemuan kedua alis di jembatan dari hidung, kuku melengkung, telinga menetapkan rendah, dan berayun mudah. Mereka memiliki kekuatan super-manusia dan rasa, jauh melampaui orang-orang baik serigala atau laki-laki. Lycantrope diketahui suka memakan orang-orang tunawisma dan mudah. Seseorang dapat diidentifikasi sebagai manusia serigala dengan memotong daging mereka untuk mengungkapkan rambut atau dengan mengungkapkan bulu khusus bawah lidah mereka. Dalam kembali ke bentuk manusia makhluk itu menjadi lemah . Sampai abad ke-20 serangan serigala pada manusia secara luas melaporkan penyebab kematian massal di Eropa. 

Reog

Menurut legenda Reog atau Barongan bermula dari kisah Demang Ki Ageng Kutu Suryonggalan yang ingin menyindir Raja Majapahit, Prabu Brawijaya V. Sang Prabu pada waktu itu sering tidak memenuhi kewajibannya karena terlalu dipengaruhi dan dikendalikan oleh sang permaisuri. Oleh karena itu dibuatlah barongan yang terbuat dari kulit macan gembong (harimau Jawa) yang ditunggangi burung merak. Sang prabu dilambangkan sebagai harimau sedangkan merak yang menungganginya melambangkan sang permaisuri. Selain itu agar sindirannya tersebut aman, Ki Ageng melindunginya dengan pasukan terlatih yang diperkuat dengan jajaran para warok yang sakti mandraguna. Di masa kekuasaan Adipati Batorokatong yang memerintah Ponorogo sekitar 500 tahun lalu, reog mulai berkembang menjadi kesenian rakyat. Pendamping Adipati yang bernama Ki Ageng Mirah menggunakan reog untuk mengembangkan kekuasaannya.
Reog dimanfaatkan sebagai sarana mengumpulkan massa dan merupakan saluran komunikasi yang efektif bagi penguasa pada waktu itu. Ki Ageng Mirah kemudian membuat cerita legendaris mengenai Kerajaan Bantaranangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah. Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam. Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya. Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah reog terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.

Reog mengacu pada beberapa babad, Salah satunya adalah babad Kelana Sewandana. Babad Klana Sewandana yang konon merupakan pakem asli seni pertunjukan reog. Mirip kisah Bandung Bondowoso dalam legenda Lara Jongrang, Babad Klono Sewondono juga berkisah tentang cinta seorang raja, Sewondono dari Kerajaan Jenggala, yang hampir ditolak oleh Dewi Sanggalangit dari Kerajaan Kediri. Sang putri meminta Sewondono untuk memboyong seluruh isi hutan ke istana sebagai mas kawin. Demi memenuhi permintaan sang putri, Sewandono harus mengalahkan penunggu hutan, Singa Barong (dadak merak). Namun hal tersebut tentu saja tidak mudah. Para warok, prajurit, dan patih dari Jenggala pun menjadi korban. Bersenjatakan cemeti pusaka Samandiman, Sewondono turun sendiri ke gelanggang dan mengalahkan Singobarong. Pertunjukan reog digambarkan dengan tarian para prajurit yang tak cuma didominasi para pria tetapi juga wanita, gerak bringasan para warok, serta gagah dan gebyar kostum Sewandana, sang raja pencari cinta.

Versi lain dalam Reog Ponorogo mengambil kisah Panji. Ceritanya berkisar tentang perjalanan Prabu Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan patihnya yang setia, Pujangganong. Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Dari situ terciptalah Reog Ponorogo. Huruf-huruf reyog mewakili sebuah huruf depan kata-kata dalam tembang macapat Pocung yang berbunyi: Rasa kidung/ Ingwang sukma adiluhung/ Yang Widhi/ Olah kridaning Gusti/ Gelar gulung kersaning Kang Maha Kuasa. Unsur mistis merupakan kekuatan spiritual yang memberikan nafas pada kesenian Reog Ponorogo. 

Pesugihan Buto Ijo


Menjelang Maghrib, seperti biasanya aku mendengar langkah riang dan nyaring dari sepasang sandal “gapyak” yang dipakai oleh si kecil Muning, anak tunggal tetangga kami yang kaya raya. Ibuku menyingkap tirai jendela dan mengintip keluar. Aku yang berdiri di belakangnya sempat menangkap wajah lucu dan cantik gadis berumur delapan tahun yang sore itu mengenakan  mukena putih berenda emas di tepinya. Pipi gadis itu terlihat memerah segar, terlihat sekali ia hidup penuh dengan kemakmuran. Ketika mataku beralih ke wajah ibu, maka yang kulihat adalah sebuah kekawatiran dan ketakutan yang teramat sangat. Aku ingin bertanya mengapa gerangan wajah ibuku sedemikian sendu setelah ia menutup tirai jendela.
“Sayang sekali,..anak itu tidak akan berumur panjang.” Gumam ibuku.
Aku terperanjat kaget. Bermacam tanya saling mendahului dari mulutku. Tapi ibu tetap bungkam.
Jawabannya aku temukan di sebuah pagi hari Jum’at. Ketika aku mendengar jeritan pilu dari rumah megah itu. Ibu Muning yang bertaburan segala macam perhiasan di seluruh tubuhnya itu meraung-raung, Muning, anak tunggalnya ditemukan meninggal di atas ranjang. Orang-orang datang melayat dengan mulut membisu. Mereka segera melakukan segala ritual untuk si mayat mungil yang kemarin sore masih terlihat sehat wal afiat, berjalan riang menuju Mushola untuk mengaji.Kejadiannya persis seperti kematian Nanang, kakak Muning. Sekitar empat tahun yang lalu.
Ketika mereka hendak memandikan si mayat, tiba-tiba Gung, si pemetik buah kelapa yang kebetulan pagi itu tengah di suruh untuk memetik kelapa muda untuk uba rampe acara penguburan nanti, tampak berlari-lari tergesa dan menerobos kerumuman orang. Ia berteriak-teriak panik. Wajahnya pucat-pias.
“Pak Kaum, mengapa kalian memandikan batang pisang ?” Gung berteriak protes. Ia menunjuk-nunjuk mayat Muning yang tengah di mandikan oleh kerabatnya. Semua orang menatap Gung dengan aneh. Salah satu dari mereka kemudian menarik Gung menjauh. Tetapi ia tetap saja berteriak-teriak protes. Ia sangat tidak mengerti mengapa semua orang tidak dapat melihat bahwa jasad yang mereka mandikan itu bukanlah tubuh Muning, tetapi hanya sebatang pohon pisang yang dingin.
Bertepatan dengan itu, Mbah Wijo yang tiap harinya selalu menawarkan  sayur-mayur kepada keluarga kaya raya itu tengah mengayuh sepedanya. Tiba-tiba di perempatan jalan ia melihat Muning tengah berjalan dengan diam menuju selatan. Mbah Wijo segera menghentikan sepedanya dan menyapa gadis kecil itu dengan heran.
“Nduk Muning mau ke mana ? Kok Sendirian ? “
Muning tetap diam dan terus berjalan.
Mbah Wijo semakin heran, dengan masih penasaran ia segera mengayuh kembali sepedanya. Kali ini lebih cepat. Ia ingin memberitahukan keluarga kaya-raya itu kalau anaknya pergi dari rumah, dengan muka yang sangat sedih. tetapi baru beberapa kayuh ia melihat serombongan orang berjalan. Lalu ia bertanya.
Salah satu dari mereka menjawab.
“Mau melayat Muning, anaknya juragan itu…”
Dan Mbah Wijo pun pingsan dengan sukses.

Foto Leak

Mitos Leak

Pulau Bali sangat terkenal sebagai Pulau yang magis. Di Bali kalau menyebut kata Leak, hampir semua orang faham dengan apa yang dimaksudkan. Pikiran akan mengarah terhadap seseorang atau suatu perbuatan yang dilakukan orang dan akan merugikan orang lain. Hebatnya lagi perbuatan jahat ini sangat sulit untuk dibuktikan, sehingga seseorang tidak dapat dituntut karena telah melakukan perbuatan yang merugikan dengan ilmu leaknya.
Orang sering menyampaikan kalau anggota keluarga mereka meninggal akibat leak atau suami yang dulunya garang, tiba-tiba menurut terhadap istrinya itu juga karena pengaruh leak. Dua saudara yang hidup dalam satu natah (halaman) sudah lama tidak berkomunikasi akibat ada kecurigaan istri saudaranya bisa ngeleak. Sehingga kerukunan keluarga atau kerukunan keturunannya dianggap tidak penting lagi, hanya karena kecurigaan memiliki ilmu leak. Hebohnya lagi ada orang dibantai hingga meninggal akibat dikeroyok orang sekampung, hanya karena dicurigai memiliki ilmu leak.
Apakah leak itu memang ada? Kalau memang eksis, seperti apakah bentuknya? Kenapa sangat menakutkan? Menurut cerita orang leak dapat berubah wujud dari bentuk binatang, hingga terkadang dapat berubah menjadi bentuk pesawat terbang, bahkan helikopter. Kalau memang sehebat seperti yang diceritakan orang, kenapa orang Bali tidak membuat pasukan siluman saja? Amerika mungkin menjadi gentar dengan kecanggihan laskar leak Bali.
Beberapa tahun yang lalu di Bali pernah heboh dengan issu ‘Leak Mepalu’ artinya leak bertempur di pantai Sanur. Hampir seluruh masyarakat Denpasar pada malam hari datang ke pantai Sanur untuk menyaksikan pertempuran ini. Cerita yang beredar mengatakan bahwa ada yang berbentuk bola api, berbentuk burung Garuda, bentuk bade orang meninggal dan berbentuk helikopter yang mampu landing di atas pohon kelapa. Mereka bertempur mengadukan kesaktian mereka di atas air laut Sanur. Konon pertempuran ini dapat disaksikan dengan amat jelas. Seluruh perjalanan pertempuran itu detailnya dapat dilihat dengan sangat jelas, termasuk rintihan leak yang mengalami kekalahan. Banyak bangkai leak dapat disaksikan, karena langit yang biasanya gelap, malam itu terang akibat api (ndih) leak yang banyak berterbangan di udara. Cerita yang sangat menghebohkan itu membuat orang seluruh Bali berdatangan ke pantai Sanur, menanti perang leak hingga pagi hari hampir selama seminggu, namun ternyata leak yang akan bertempur berhalangan hadir.
Kelestarian cerita leak di Bali tidak terlepas dari kesenian rakyat Bali yang masih sering dipentaskan yakni ‘Calonarang’ Alur cerita calonarang selalu menceritakan asal muasalnya ilmu leak dari jaman kerajaan Kediri, dari sebuah desa pesisir yang disebut Desa Dirah.
Konon di desa ini pernah hidup seorang janda dengan anak tunggalnya seorang wanita. Karena persoalan hidupnya yang sangat berat atau mungkin karena persoalan cinta, sakit hati ditinggal lelaki, sehingga dia menjanda, maka wanita ini bertapa di tempat yang sunyi, agar diberikan kekuatan yang maha dahsyat. Ilmu yang ampuh ini akan dapat menundukkan segala ilmu yang ada di bumi ini. Pada jaman itu ilmu kesaktian hanya dikuasai oleh pihak lelaki. Mungkin karena ketabahan dan kesungguhannya memohon, para Dewa akhirnya mengabulkan permohonannya, maka janda itu menjadi wanita yang sakti tak tertandingi dan orang memanggilnya ‘Rangda Naten Dirah’ atau Janda dari Dirah.
Dalam tarian calonarang di tunjukkan Rangda Naten Dirah memiliki seorang anak perempuan yang telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik yang diberi nama ‘Dirah Ratna Menggali’. Gadis cantik yang tumbuh semakin dewasa, namun anehnya tidak ada cowok yang berani mendekat, naksir atau melamarnya. Hal ini sebenarnya wajar saja, ibunya sangat sakti dengan pengawalnya yang serem dan sakti, cowok normal pasti ciutlah nyalinya. Jangankan berkenalan, noleh saja sedapat mungkin harus dihindari. Bagaimana jadinya kalau pas ngelirik bertemu dengan pandangan ibunya? Konon sinar api panas bisa langsung keluar dari mata ibunya dan membakar tubuh atau apapun yang dipandangnya.
Ketidak hadiran cowok di sisi anak gadisnya yang cantik jelita, membuat Rangda Naten Dirah gulau hatinya. Kebenciannya dan sakit hatinya kepada lelaki semakin memuncak. Ternyata lelaki di dunia ini semua sama, hanya bisa membuat sakit hati wanita saja. Rangda Naten Dirah dengan kesaktiannya membuat wabah penyakit, dia ingin memusnahkan semua lelaki, keluarga dan keturunannya. Akibatnya hampir setiap hari orang-orang berbondong menggotong mayat kekuburan. Mayat yang meninggal karena sakit.
Raja Erlangga yang memerintah Kediri pada waktu itu sangat sedih dengan wabah penyakit di seluruh negeri. Raja memerintahkan Empu Bharadah untuk mengatasi persoalan wabah penyakit yang mematikan ini dengan segera. Sang Empu berpikir keras untuk mencari pokok persoalan dan mencari solusinya. Setelah dikumpulkan data dari lapangan, akhirnya Sang Empu menyimpulkan kalau persoalan ini adalah soal cinta semata yang kemudian menumbuhkan dendam seorang wanita sakti yang kalau diukur kesaktiannya Sang Empu masih kalah jauh.
Dari pada bertempur secara frontal yang pasti akan mengalami kekalahan, Sang Empu Bharadah memakai siasat untuk memenangkan pertempuran ini. Sang Empu mengutus anaknya yang cukup ganteng dan dibekali banyak ilmu untuk mendekati dan merayu Ratna Menggali. Misinya adalah membuat Ratna Menggali jatuh cinta dan bersedia untuk dijadikan istrinya. Setelah menjadi istrinya dengan segala usaha harus menggali informasi melalui Ratna Menggali, mencari tahu dimana letak titik lemah kesaktian ibunya. Ternyata strategi ini berhasil, Rangda Naten Dirah terbunuh,
Dalam tarian calonarang, sebelum terbunuh Rangda Naten Dirah mengeluarkan seluruh kesaktiannya, Pemain akan kesurupan dan mulai untuk menghunus keris mereka dan menghujamkan keris itu ketubuh penari Rangda. Setelah keris dihujamkan berkali-kali, Si Rangda ternyata masih hidup. Kesaktian Sang Empu berubah menjadi Barong. Namun tidak ada yang kalah dan menang dalam pertarungan ini, karena Rangda Nata Dirah ingin anaknya berbahagia, maka dia mohon doa Sang Empu untuk menghantarkannya ke kehidupan di dunia lain. Rangda Nata Dirah akhirnya musnah, dengan kekuatan doa Sang Empu diharapkan dalam kelahirannya kembali akan dapat meningkatkan kehidupannya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Aku masih berpendapat kalau cerita leak di Bali itu hanyalah sebuah mitos yang dibesar-besarkan dan diceritakan dengan banyak variasi cerita, sehingga menjadi menyeramkan dan memancing orang untuk selalu ingin mendengarkan, karena versi dan variasi ceritanya selalu berbeda. Kalau yang bercerita ditanyakan lebih dalam “Apakah kamu pernah bertemu dengan leak?” Jawaban yang diberikan lebih banyak berupa karangan dan ilusi pengarangnya saja. Kenyataannya sampai sekarang aku belum pernah bertemu dengan leak. Belum pernah mendengar orang mati karena digigit atau dimakan leak dan belum pernah melihat mayat atau bangkai leak.
Ayahku menderita penyakit kencing manis. Suatu hari kondisi beliau sangat parah. Pengobatan kedokteran modern yang dia jalani selama ini tidak menunjukkan hasil yang baik, hingga suatu hari ada rekan yang menyarankan untuk berobat secara Bali atau pengobatan alternatif. Dalam kondisi untuk tidak memilih, sebagai anak aku menerima segala saran yang diberikan , sejauh itu menjanjikan kesembuhan ayahku. Beberapa dukun, balian dan paranormal dari segala penjuru, aliran, agama aku coba, namun semua belum memperlihatkan hasil. Suatu hari aku bertemu dengan Mangku Teja, beliau dengan rendah hati menjelaskan akan mencoba untuk menolong dan menjelaskan kalau beliau melakukan pengobatan dengan dasar ilmu hitam, pengiwa atau lebih dikenal dengan ilmu pengleakan. Aku pikir, siapa tahu kalau ini memang buatan leak, tentu Bapa Mangku akan dapat mengatasinya.
Selain sisi pengobatan yang harus dijalankan, akupun di ajak memohon kepada Tuhan untuk kesembuhan ayahku. Hanya jalan permohonan yang di tempuh oleh Bapa Mangku adalah melaluiPura Mrajapati. Artinya pura yang terletak di areal kuburan, di tengah malam dan pasti akan mampir ke kuburannya. Demi kesembuhan ayahku, akupun mengikuti ritual upacara ini. Malam itu aku melihat Mangku Teja Ngeleak tepat di sampingku, karena hanya kami berdua di deretan paling depan. Sementara itu di depanku sesajen yang diletakkan di atas tanah kuburan yang baru semalam di tanam dan di belakang kami beberapa orang penduduk desa yang tahu kedatangan kami dan ikut menyaksikannya.
Malam itu suasana sangat hening, suara binatang malam kuburan sangat jelas terdengar. Lolongan anjing dan suara burung malam tak ketinggalan. Langit malam itu sangat cerah, bertaburan banyak bintang tanpa bulan. Ada yang mengganggu pikiranku. Disekitar pohon dikuburan beberapa sinar biru berterbangan dari satu pohon ke pohon yang lainnya. Sinar biru melesat dengan cepat, lalu hilang, Aku penasaran sinar apa itu? Jelas bukan kunang-kunang karena setinggi pohon kelapa, jelas terlihat berarti ukurannya lebih besar dan bergerak cepat. Ada sekitar tiga buah menari-nari dengan arah ke samping, lalu menghilang. Karena belum yakin, pengalamanku malam itu aku simpan sendiri hingga hampir 20 tahun kemudian aku kembali bertemu dengan Bapa Mangku Teja di kediaman beliau di Bangli.
Mangku Teja menyambutku dengan ramah dan akrab. Beliau masih mengingatku dengan baik. Kebetulan kedatanganku ditemani oleh crew dari SCTV yang akan meliput kegiatan Mangku Teja, termasuk kemampuannya untuk ngeleak. Setelah kegiatan itu disetujui, akupun bertanya lebih dalam tentang leak.
“Bapa Mangku, bagaimana cara belajar ilmu leak?”
“Ilmu leak dapat dipelajari dengan mengenal sastra dan karena jaman sekarang orang pengen mudah dan cepat, dapat pula di transfer secara instant” Ujar Mangku Teja.
“Secara Instant? Maksud, bapa?”
“Dengan sesajen dan beberapa pesyaratan lainnya, nanti Bapa mohonkan kehadapan yang kuasa, kalau dikabulkan nanti akan diberikan tanda keberhasilan dan kalau gagal tidak ada tanda”
“Memangnya tandanya seperti apa, Bapa?” Desakku pula.
“Banyak macamnya, Bapa sulit untuk menjelaskannya karena masing-masing orang akan berbeda” Jelas Mangku.
Aku tidak berani untuk mendesak lebih dalam, namun menurut cerita orang, kalau ritual ini berhasil maka dari mulut orang itu akan mengeluarkan sinar api. Ritual seperti ini dilakukan di kuburan ditengah malam.
“Bagaimana dengan mereka yang belajar aksara atau dengan membaca lontar, apakah akan mengalami proses yang sama?”
“Begini, Leak itu sendiri sebenarnya berarti menghidupkan aksara di dalam tubuh. Atau dapat dikatakan menghidupkan cakra di dalam tubuh dengan aksara. Ketika aksara sudah hidup termasuk saudara empat yang kita ajak lahir, maka akan terpancar cahaya yang kita sebut dengan aura. Cahaya ini dapat dikeluarkan melalui segala lobang yang ada di badan manusia dan demikian pula sebaliknya”
“Jadi kalau orang mau ngeleak, harus menghidupkan mesinnya terlebih dahulu?” Tanyaku lagi.
“Boleh dikatakan seperti itu. Dia harus mampu menghidupkan aksaranya, lalu terserah mereka mau dibawa kemana. Kalau mau dikeluarkan dari tubuh dapat melalui lobang kepala atau mulut, lalu meninggalkan tubuh”.
“Lalu pergi kemana?”
“Terserah mereka mau kemana dikegelapan malam. Dalam pelepasan roh itu orang akan mengalami sensasi indah yang berbeda dan dalam kegelapan itu banyak keramaian karena akan bertemu dengan teman-teman lain yang mempunyai tujuan yang sama”.
“Apakah dapat terjadi benturan antar sesama anggota?”
“Sering seperti itu atau harus memenuhi janji bertempur karena kita berani mengobati seseorang yang mungkin saja yang dia inginkan untuk tetap sakit atau mati. Biasanya tidak ada jalan lain, selain harus dihadapi dan diselesaikan. Kalau yang kalah mereka akan diberikan opsi sesuai dengan luka yang diderita. Apakah nyawanya mau dicabut saat itu atau mohon pengampunan dengan batas waktu yang disetujui atau tunduk untuk menjadi budak dan melayani majikan” Ujar Mangku Teja lebih jauh.
Masyarakat Bali sangat faham dan sering melihat adanya sinar atau dalam bahasa Bali disebut ‘ndih’ yang bertempur di udara. Atau mendengar seseorang yang sakit atau mati mendadak, padahal dia dikenal sakti dan menguasai ilmu leak.
“Jadi, ilmu leak itu sebenarnya Apa?”
“Begini, Ilmu leak itu sebenarnya ilmu untuk mencari jalan mencapai sorga atau kalau bisa moksa. Kalau Bapa meninggal nanti, Bapa ingin roh Bapa itu dapat menyatu dengan Sang Pencipta”.
“Hah...?? Jalan menuju Sorga? Bukankah leak itu jahat? Semua orang pasti setuju kalau yang jahat itu tempatnya di neraka”. Ujarku memastikan.
“Disinilah kesalahan pengertian banyak orang”. Ujar Mangku Teja datar.
“Jadi Bapa tidak takut menyandang predikat sebagai orang yang bisa ngeleak dan dianggap sebagai tokoh leak?”
“Bapa tidak pernah takut kalau dalam kebenaran. Bapa menolong orang yang dalam kesusahan, Bapa menjadi anggota masyarakat yang baik, Bapa memberikan ilmu bagi yang ingin belajar, termasuk mendirikan sekolah seni untuk anak-anak yang mau belajar kesenian secara gratis dan semuanya Bapa lakukan dengan swadaya dan senang hati.”
“Tujuannya untuk apa?”
“Dalam usia yang sudah semakin tua, Bapa ingin memberikan semua yang Bapa miliki. Terutama kepada generasi muda agar mereka bisa berkesenian, menari, menabuh dan juga menulis aksara Bali yang sudah mulai langka. Semoga mereka menjadi generasi yang dapat menghargai kesenian leluhur mereka”.
Mangku Teja memang dikenal sebagai penari Rangda yang selalu menantang dalam Calonarang. Dalam setiap pemantasannya selalu mengundang mereka yang mau beradu ilmu pengleakan untuk hadir dan mencoba kekuatan ilmu mereka di atas panggung atau dimanapun, sehingga leak nakal tidak mengganggu masyarakat atau orang yang tidak bersalah.
“Apakah itu tidak mengandung resiko?” Tanyaku lagi.
“Selama ini Bapa senang untuk meladeni tantangan”.Ujarnya kalem.
“Apakah hanya tantangan ngeleak saja?”.
“Waktu ini ada yang lucu dari tamu Jepang. Dia datang kemari ditemani dengan guidenya untuk beradu ilmu tenaga dalam. Konon katanya dia sudah keliling dunia, namun belum ketemu lawan yang seimbang. Bapa tidak boleh sombong, namun Bapa ladeni pula tantangannya dengan taruhan. Dia memberikan taruhan sejumlah uang, karena Bapa tidak punya uang, nyawa Bapa taruhkan”.
“Bagaimana dengan jalannya pertarungan?” Desakku pula.
“Buktinya Bapa masih hidup. Sampai sekarang kami kenal baik dan dia sering mengirim rombongan dari Jepang untuk belajar ke gubuk Bapa”.
“Kenapa leak tetap dianggap jahat dan menyusahkan orang?” Tanyaku lagi.
“Ilmu leak sebenarnya sama kalau diumpamakan sebagai sebuah pisau. Karena sebagai sebuah ilmu, dapat dipergunakan untuk hal yang negatip dan positip. Tergantung dari si pemegang pisau itu sendiri tingkat kemampuan dan pengetahuannya. Mau dibawa kemana pisau itu.”
“Apakah dalam ilmu leak ada tingkatannya?”
“Sama seperti sekolah ada tingkatannya dan ada ujiannya. Kalau mereka yang baru bisa atau baru mengenal ilmu pengiwa (kiri), ini yang biasanya usil(ugig), karena selalu ingin mencoba kehebatan ilmunya”.
“Apa sangsinya mereka yang ugig itu, apakah tidak ada yang mengawasi atau mengontrol mereka?”
“Kalau mereka bertemu Bapa, biasanya Bapa habisi biar tidak banyak cerita lagi.” Ujar Mangku Teja santai.
Dalam dunia pengleakan dikenal adanya tingkatan ilmu. Kebanyakan mereka yang baru belajar ilmu pengleakan yang sering bertingkah dan membuat penyakit. Dalam sensasi atau ketika berubah menjadi sinar (ndih) atau bentuk apapun sesuai tingkat keilmuan mereka, mereka sering saling memakan atau bertempur antara satu dengan yang lainnya untuk syarat kenaikan tingkat keilmuannya.
Malam yang telah ditentukan tiba, beberapa teman yang ingin menyaksikan dan crew dari SCTV sudah siap. Sesajen yang akan dihaturkan juga sudah terlihat tersusun rapi. Kami hanya menunggu waktu, agar malam semakin larut. Kebetulan malam ini lokasi acara di kuburan Desa Adat Bambang, yakni tidak beberapa jauh dari rumah Mangku Teja.
Kami membawa segala persiapan ke kuburan. Tanah kuburan posisinya cukup tinggi dan dibawah terlihat jalan raya yang sudah sepi, namun sinar lampu jalanan masih mampu menerobos areal kuburan. Tidak beberapa lama lampu mati, ini berarti seluruh kampung menjadi gelap gulita. Mataku mencoba beradaptasi dengan gelap, namun hanya mampu melihat dengan jarak satu meter. Mangku Teja berjarak sekitar 20 meter dari kami. Dalam gelap banyak orang merangkak ikut menjadi penonton, sepertinya semua penduduk desa tahu kalau malam ini akan ada atraksi.
Untung ada cukup banyak kamera video yang dibawa penonton, kamera canggih yang dibawa crew SCTV yang sangat kami harapkan, tiba-tiba macet. Kami berjuang untuk dapat merekam atraksi malam itu sebaik mungkin dengan nightshoot.
Mangku Teja mengambil posisi berdiri. Dibawahnya seorang murid yang akan di baptis dan di depannya segala sesajen yang diperlukan. Mangku Teja mulai komat-kamit membaca mantra, setelah sekian lama suaranya mulai berubah menjadi merengkeh-rengkeh, sekali-kali menjerit, membuat suasana semakin mencekam. Tak lama kemudian terdengar cicitan anak ayam yang sepertinya telah tergenggam ditangannya, kemudian anak ayam menjerit lalu hilang suaranya. Anak ayam mati terkoyak tercabik giginya, lalu ditelannya mentah-mentah.
Badan Mangku Teja terlihat semakin tinggi, dia sepertinya berdiri di atas kepala muridnya, kemudian terlihat sinar keluar dari kedua matanya, sehingga raut muka sedikit jelas. Inilah proses perubahan tubuh atau yang dikenal dengan istilah ‘ngelekas’ atau ‘Ngereh’ , Perubahan wajah menjadi bentuk yang lain. Malam ini sepertinya akan berubah menjadi ‘Rangda’ atau Sang Hyang Bairawi, Perubahan tertinggi dalam tingkatan pengleakan. Hal ini dapat terlihat dari matanya yang melotot dan berapi, Suaranya yang sangat khas dan mungkin inilah masa keindahan sensasi yang dialami oleh orang yang sedang proses ‘Ngerehin’ yaitu saat akan berubah wujud. Api tetap bersinar dari mata, kemudian lidahnya mulai memanjang. Bergoyang kekiri-kekanan seolah ingin menyapu kepala muridnya, gigi taringnya memanjang dan kemudian kembali suaranya merekeh-rekeh, menjerit dan semakin pelan. Beberapa saat kepalanya kembali berputar dan naik turun, Api di mukanya terang-redup dan tak lama kemudian menghilang. Setelah itu gelap kembali, namun Bapa masih terdengar sibuk komat-kamit membaca mantra. Dalam pikiranku mungkin sedang sibuk dalam prosesmengembalikan wajah semula. Semua penonton terdengar menarik nafas lega. Terdengar seperti lepas dari sebuah ketegangan, namun malam masih terasa mencekam.